Sabtu, 03 Mei 2014




 

Harapan baru Pemilu 2014
Proses demokrasi pasca Orde Baru yang sudah 16 tahun berjalan ini telah semakin jauh meninggalkan cita-cita reformasi. Perubahan sistem politik yang dilakukan hanya semakin memperkokoh dominasi partai politik yang sayangnya haus akan kekuasaan. Selama itu juga, kita seakan kesulitan mencari sosok wakil rakyat yang benar-benar memiliki hati untuk merasakan penderitaan rakyat. Amanah yang mereka dapat dari rakyat dipergunakan untuk memperkaya diri sendiri serta kroni-kroninya. Demokrasi selama 15 tahun ini, ternyata hanyalah menghasilkan politik transaksional, kita melihat prilaku kaum elit dan pejabat publik yang meninggalkan moral dan membajak kedaulatan rakyat yang diamanahkan oleh konstitusi.
Melihat pengalaman tersebut tentu proses pemilu kali ini menjadi harapan kita semua untuk menciptakan utusan-utusan rakyat yang berkualitas dari semua aspek. Banyaknya kontestan yang mencoba peruntungan pada pemilu kali ini, menjadi kesempatan kita untuk dapat merubah pola interaksi yang awalnya didominasi kepentingan sepihak para politisi partai menjadi pola interaksi yang setara dan aspiratif yang benar-benar memperjuangkan kepentingan rakyat.
Berbagai harapan kita atas peningkatan kesejahteraan, penurunan angka kemiskinan, pendidikan gratis, jaminan kesehatan berkualitas dan murah, penurunan angka korupsi, lahan untuk petani dan lain sebagainya, tidak lagi menjadi harapan semu yang diberikan oleh parpol. Rakyat sekarang sudah saatnya berperan menjadi subjek dalam setiap perubahan politik, dimana suara harapan dan perbaikan datang langsung dari rakyat dan tidak lagi dikendalikan oleh elit-elit partai. Momentum ini tidak boleh hilang, sudah saatnya lewat Pemilu 2014 ini kita menghukum elit-elit politik yang terbukti mengkhianati mandat rakyat untuk tidak dipilih kembali.
Ada beberapa hal yang dapat kita gantungkan di Pemilu 2014 sebagai harapan memperbaiki 16 tahun transisi demokrasi di Republik ini. Pertama, rakyat sudah semakin terdidik dan melek politik. Hal ini akan menjadi modal penting dalam menyeleksi wakil-wakil rakyat yang akan duduk nantinya. Rakyat sekarang sudah semakin cerdas untuk dapat menilai mana yang bisa bekerja untuk rakyat dan mana yang bukan. Ada sebuah fenomena menarik, sekarang rakyat tidak lagi memilih berdasarkan pertimbangan partai, tetapi individu yang diusung partai. Di sisi lain konsekuensi dari semakin waras dan rasionalnya rakyat, tingkat calon golput diprediksi akan naik karena mayoritas caleg adalah tunaprestasi.
Kedua, keterbukaan informasi. Di era digital sekarang ini, setiap orang dapat mengakses informasi dimana saja dan kapan saja tanpa hambatan. Cepatnya arus informasi didukung pula oleh perkembangan jaringan sosial media memberikan ruang yang selebar-lebarnya untuk kebebasan berekspresi dan menyajikan informasi-informasi tanpa takut disensor. Sehingga kita dapat dengan mudah menilai track record elit-elit politik yang tidak bekerja sepenuhnya untuk rakyat. Ketiga, munculnya calon-calon alternatif yang memiliki komitmen kerakyatan dan kebangsaan. Harus diakui dominasi wajah-wajah lama yang tunaprestasi masih menghiasi kertas suara. Akan tetapi, nama-nama wakil rakyat yang memiliki komitmen kerakyatan dan idealisme juga hadir sebagai pengisi dahaga harapan kita. Meskipun, banyak yang mengatakan ini diibaratkan seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami.
Akhirnya, harapan untuk menghadirkan pemilu partisipatif untuk mencapai cita-cita kedaulatan rakyat dapat kita gantungkan pada momentum Pemilu 2014. Agar, usaha-usaha untuk melakukan perbaikan atas kerusakan politik dapat terus dilakukan oleh orang-orang yang berintegritas.

Saya sendiri berharap pemilu tahun ini bisa mengurangi GOLPUT, karena 1 suara pun sangat penting untuk menentukan masa depan bangsa Indonesia,

Referensi Kompas.com

Jumat, 02 Mei 2014



 
Tanggung  jawab  menurut  kamus umum Bahasa Indonesia adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum bahasa Indonesia adalah berkewajiban menanggung,memikul jawab, menanggung segala sesuatunya, atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya. Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya  yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tangung  jawab juga  berarti berbuat  sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.
            Seorang mahasiswa mempunyai kewajiban belajar. Bila belajar, maka hal itu berarti ia telah memenuhi kewajibannya. Berarti pula ia telah bertanggung jawab atas kewajibannya. Sudah tentu bagaimana kegiatan belajar si mahasiswa, itulah kadar pertanggungjawabannya. Bila pada ujian ia mendapat nilai A, B atau C itulah kadar pertanggung-jawabannya.
            Bila si mahasiswa malas belajar, dan ia sadar akan hal itu. Tetapi ia tetap tidak mau Belajar dengan alasan capek, segan dan lain-lain. Padahal ia menghadapi ujian.Ini berarti bahwa si mahasiswa tidak memenuhi kewajibannya,berarti pula ia tidak bertanggung jawab.
            Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab (berbudaya). Manusia merasa bertanggung jawab   karena  ia menyadari akibat baik atau buruk perbuatannya itu, dan menyadari pula bahwa  pihak lain memerlukan pengabdian atau pengorbanannya.Untuk memperoleh atau meningkatkan  kesadaran  bertanggung  jawab perlu ditempuh usaha melalui pendidikan,penyuluhan, keteladanan, dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Tanggung jawab terhadap diri sendiri menuntut kesadaran  setiap orang untuk memenuhi kewajibannya  sendiri dalam mengembangkan  kepribadian  sebagai  manusia pribadi. Dengan demikian  bisa memecahkan  masalah-masalah  kemanusiaan  mengenai  dirinya sendiri Menurut sifat dasamya  manusia  adalah mahluk bermoral, tetapi manusia juga seorang pribadi. Karena merupakan  seorang  pribadi  maka  manusia  mempunyai pendapat  sendiri, perasaan sendiri angan-angan  sendiri. Sebagai perwujudan dari pendapat, perasaan dan angan-angan  itu manusia berbuat  dan  bertindak.  Dalam hal ini manusia tidak luput  dari  kesalahan,  kekeliruan,baik yang  disengaja maupun tidak.
Contoh:
            Alfino membaca  sambil berjalan. Meskipun sebentar-sebentar  ia melihat jalan,  tetap juga  ia lengah, dan terperosok  ke sebuah  lobang.  kakinya terkilir. Ia menyesali dirinya sendiri akan  kejadian itu.Ia harus beristirahat dirumah beberapa  hari. Konsekwensi tinggal di rumah beberapa  hari merupakan tanggung jawab sendiri akan kelengahannya.

Referensi dari Google dan Wordpres